KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa
yang telah melancarkan kegiatan kami dalam menyusun makalah ini, untuk memenuhi
tugas dalam mata kuliah Teori Organisasi Umum dengan pokok bahasan Struktur
Pasar yang bertujuan untuk memberikan informasi yang bermanfaat bagi pembaca.
Dalam penyusunan makalah ini, tidak sedikit hambatan yang
penyusun hadapi, namun dengan semangat dan dibantu semua pihak akhirnya
penyusunan makalah ini terselesaikan. Penyusun sangat menyadari bahwa penyusunan
makalah ini masih jauh dari sempurna, sehingga kritik dan sarannya yang
membangun sangat kami harapkan agar dapat berbuat lebih baik lagi dimasa yang
akan datang.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penyusun
khususnya dan dapat memberikan manfaat bagi pembaca pada umumnya.
Medan, 19 Maret 2013
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II TINJAUAN TEORI
1.1 Pengertian
Pendapatan Nasional................................................................................... 1
1.2 Pengertian
Perekonomian Tertutup Sederhana.............................................................. 1
1.3 Pengertian
Pertumbuhan Ekonomi................................................................................ 1
1.4 Pengertian Analisis Pendapatan Nasional Dengan
Perekonomian Tertutup Sederhana Dua
Sektor.................................................................................................................................. .2
1.5 Pengertian
Inflasi .......................................................................................................... 2
BAB III METODOLOGI
2.1 Model analisis dengan variabel
investasi tabungan....................................................... 3
2.2 Hubungan antara pertumbuhan
ekonomi, inflasi dan pengangguran............................. 4
BAB IV STUDI KASUS
3.1 Contoh Kasus yang terjadi............................................................................................ 7
BAB V PEMBAHASAN
BAB I PENDAHULUAN
Assalamu’alaikum
Wr.Wb
Kami dari
kelompok 5 ingin menyampaikan makalah kami tentang “Analisis Pendapatan
Nasional untuk Perekonomian tertutup Sederhana dan Pertumbuhan Ekonomi”.
Manusia adalah makhluk yang selalu ingin memenuhi suatu kebutuhannya, dan untuk
memenuhi kebutuhan tersebut dibutuhkan suatu uang. Uang itu diperoleh dengan bekerja setelah bekerja kita
mendapatkan sebuah penghasilan, setiap penghasilan yang diterima oleh setiap
orang merupakan sebuah pendapatan, pendapatan seseorang dari suatu negara akan
dihitung dalam suatu pendapatan nasional.
BAB II TINJAUAN TEORI
A.
Pengertian Pendapatan Nasional
Pendapatan Nasional dapat didefinisikan tiga cara, yaitu:
-
Nilai seluruh
produk (barang dan jasa) yang diproduksi dalam suatu Negara selama satu periode
tertentu.
-
Jumlah
pendapatan yang diterima oleh seluruh factor produksi dalam suatu Negara selama
satu periode tertentu.
-
Jumlah
pengeluaran untuk membeli barang dan jasa yang diproduksi dalam suatu Negara
selama satu periode tertentu.
B.
Pengertian
Perekonomian tertutup sederhana
Perekonomian tertutup
sederhana merupakan perekonomian yang tidak adanya hubungan dengan Negara lain
dan tidak adanya campur tangan pemerintah, baik berupa pungutan pajak,
pembayaran transfer pemerintah ataupun yang berbentuk pengeluaran konsumsi.
Dalam perekonomian tertutup sederhana ini pengeluaran masyarakat seluruhnya
pada tiap satuan waktu, biasanya dalam setahun, dan akan terdiri dari
pengeluaran untuk konsumsi rumah tangga dan pengeluaran untuk investasi.
C.
Pengertian
Pertumbuhan ekonomi
Pertumbuhan
ekonomi adalah proses dimana terjadi kenaikan pendapatan nasional. Definisi
pertumbuhan ekonomi yang lain adalah bahwa pertumbuhan ekonomi terjadi bila ada
kenaikan output perkapita. Pertumbuhan ekonomi menggambarkan kenaikan taraf
hidup diukur dengan output riil per orang.
D.
Pengertian
analisis pendapatan nasional dengan perekonomian tertutup sederhana dua sektor
Pendapatan Nasional dengan Perekonomian Tertutup Sederhana Dua Sektor
adalah Produk Nasional Neto dikurangi pajak tak langsung ditambah subsidi.
Jumlah inilah yang diterima faktor produksi yang dimiliki penduduk suatu
negara. Pendapatan Nasional dengan Perekonomian Tertutup Sederhana Dua Sektor
merupakan penjumlahan dari lima hal , yaitu
a. Upah atau gaji yang diterima buruh atau karyawan
b. Pendapatan dari seseorang yang melakukan bisnis individu (bukan perusahaan)
c. Keuntungan perusahaan
d. Pendapatan bunga selisih dari perusahaan
e. Pendapatan sewa
E. Pengertian
Inflasi
Inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan
terus-menerus (kontinu) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan
oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat,
berlebih-nya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi,
sampai termasuk juga akibat adanya ketidaklancaran distribusi barang. Dengan
kata lain, inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara
kontinu. Inflasi adalah proses dari suatu peristiwa, bukan tinggi-rendahnya
tingkat harga. Artinya, tingkat harga yang dianggap tinggi belum tentu
menunjukkan inflasi.
Inflasi adalah indikator untuk melihat tingkat perubahan, dan dianggap
terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara terus-menerus dan saling
pengaruh-memengaruhi. Istilah inflasi juga digunakan untuk mengartikan
peningkatan persediaan uang yang kadangkala dilihat sebagai penyebab
meningkatnya harga. Ada banyak cara untuk mengukur tingkat inflasi, dua yang
paling sering digunakan adalah CPI dan GDP Deflator.
Pengangguran atau
tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang
mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang
yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Pengangguran umumnya
disebabkan karena jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja tidak sebanding
dengan jumlah lapangan kerja yang ada yang mampu menyerap-nya. Pengangguran
seringkali menjadi masalah dalam perekonomian karena dengan adanya
pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga
dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya.
Kelangkaan produksi dan/atau juga termasuk adanya kelangkaan distribusi,
walau permintaan secara umum tidak ada perubahan yang meningkat secara
signifikan dapat menimbulkan inflasi. Hal itu merupakan kekurang efektifan dari
pertumbuhan ekonomi. Sehingga secara tidak langsung besar kemungkinan
terjadinya pengangguran. Jadi pertumbuhan ekonomi yang sedikit dapat
menyebabkan terjadinya inflasi, dan akibat dari inflasi itu sendiri adalah
pengangguran di mana-mana.
BAB III
METODOLOGI
Model analisis dengan variabel investasi tabungan.
Model
Analisis dengan variabel investasi tabungan adalah pengeluaran yang akan
digunakan untuk memproduksi barang dan jasa yang lebih banyak lagi , atau dengan
kata lain merupakan pengeluaran yang ditambahkan kepada komponen-komponen
barang modal .Tujuan dari pelaksanaan model analisis dengan variabel investasi
tabungan ini adalah mencari keuntungan di kemudian hari melalui pengoperasiaan
mesin dan pabrik .
Analisis keuangan
pemerintah biasanya mencakup 4 aspek sebagai berikut, yaitu :
1. Operasi
keuangan pemerintah dalam hubungan dengan defisit / surplus anggaran dansumber-sumber
pembiayaannya;
2. Dampak operasi keuangan pemerintah terhadap kegiatan sektor riil
melalui pengaruhnyaterhadap Pengeluaran Konsumsi dan Pembentukan Modal
Tetap Domestik Bruto (PMTDB)pemerintah;
3. Dampak rupiah operasi keuangan pemerintah atau pengaruh operasi keuangan
pemerintahterhadap ekspansi bersih pada jumlah uang yang beredar;
4. Dampak Valuta Asing operasi keuangan pemerintah atau pengaruh operasi
keuanganpemerintah terhadap aliran devisa masuk bersih.
· Hubungan antara pertumbuhan
ekonomi, inflasi dan pengangguran
Salah Satu
masalah jangka pendek dalam ekonomi yaitu inflasi, pengangguran dan neracapembayaran. Inflasi (inflation) adalah gejala yang menunjukkan kenaikan
tingkat harga umum yang berlangsung terus menerus.
Ada tiga
jenis inflasi yaitu :
1) Inflasi tarikan permintaan (demand-pull inflation)
Inflasi yang disebabkan karena adanya kenaikan permintaan agregat yang
sangat besar dibandingkan dengan jumlah barang dan jasa yang ditawarkan.
Inflasi tarikan permintaan biasanya berlaku pada saat perekonomian mencapai
tingkat penggunaan tenaga kerja penuh dan pertumbuhan ekonomi berjalan dengan
pesat (full employment and full capacity).
2) Inflasi desakan biaya (cost-push inflation)
Inflasi yang terjadi sebagai akibat dari adanya kenaikan biaya produksi
yang pesat dibandingkan dengan tingkat produktivitas dan efisiensi, sehingga
perusahaan mengurangi supply barang dan jasa.
3) Inflasi karena pengaruh impor (imported inflation).
Inflasi yang terjadi karena naiknya harga barang di negara-negara asal
barang itu, sehingga terjadi kenaikan harga umum di dalam negeri.
Pengangguran, Inflasi dan Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia
Tingkat inflasi yang terjadi dalam suatu negara merupakan salah satu ukuran
untuk mengukur baik buruknya masalah ekonomi yang dihadapi suatu negara. Bagi
negara yang perekonomiannya baik, tingkat inflasi yang terjadi berkisar antara
2 sampai 4 persen per tahun. Tingkat inflasi yang berkisar antara 2 sampai 4
persen dikatakan tingkat inflasi yang rendah. Selanjut tingkat inflasi yang
berkisar antara 7 sampai 10 persen dikatakan inflasi yang tinggi.
Didasarkan pada fakta itulah A.W. Phillips mengamati hubungan antara
tingkat inflasi dan tingkat pengangguran. Dari hasil pengamatannya, ternyata
ada hubungan yang erat antara inflasi dengan tingkat pengangguran, dalam arti
jika inflasi tinggi, maka pengangguran akan rendah. Hasil pengamatan Phillips
ini dikenal dengan kurva Phillip.
Kurva Phillip
Masalah utama dan mendasar dalam ketenagakerjaan di Indonesia adalah
masalah upah yang rendah dan tingkat pengangguran yang tinggi. Hal tersebut
disebabkan karena, pertambahan tenaga kerja baru jauh lebih besar dibandingkan
dengan pertumbuhan lapangan kerja yang dapat disediakan setiap tahunnya.
Pertumbuhan tenaga kerja yang lebih besar dibandingkan dengan ketersediaan
lapangan kerja menimbulkan pengangguran yang tinggi. Pengangguran merupakan
salah satu masalah utama dalam jangka pendek yang selalu dihadapi setiap
negara. Karena itu, setiap perekonomian dan negara pasti menghadapi masalah
pengangguran, yaitu pengangguran alamiah (natural rate of unemployment).
Untuk menggambarkan kurva Phillips di Indonesia digunakan data tingkat
inflasi tahunan dan tingkat pengangguran yang ada. Data digunakan adalah data
dari tahun 1980 hingga tahun 2005. Berdasarkan hasil pengamatan dengan data
yang ada, maka kurva Phillips untuk Indonesia terlihat seperti gambar berikut :
Kurva Phillips untuk Indonesia
A.W. Phillips menggambarkan bagaimana sebaran hubungan antara inflasi
dengan tingkat pengangguran didasarkan pada asumsi bahwa inflasi merupakan
cerminan dari adanya kenaikan permintaan agregat. Dengan naiknya permintaan
agre-gat, maka sesuai dengan teori permintaan, jika permintaan naik maka harga
akan naik. Dengan tingginya harga (inflasi) maka untuk memenuhi permintaan
tersebut produsen meningkatkan kapasitas produksinya dengan menambah tenaga
kerja (tenaga kerja merupakan satu-satunya input yang dapat meningkatkan
output). Akibat dari peningkatan permintaan tenaga kerja maka dengan naiknya
harga-harga (inflasi) maka, pengangguran berkurang. Menggunakan pendekatan
A.W.Phillips dengan menghubungkan antara pengangguran dengan tingkat inflasi
untuk kasus Indonesia kurang tepat. Hal ini didasarkan pada hasil analisis
tingkat pengangguran dan inflasi di Indonesia dari tahun 1980 hingga 2005,
ternyata secara statistik maupun grafis tidak ada pengaruh yang signifikan
antara inflasi dengan tingkat pengangguran.
Tingkat inflasi yang
terjadi dalam suatu negara merupakan salah satu ukuran untuk mengukur baik buruknya masalah ekonomi yang dihadapi suatu negara. Bagi negara yang
perekonomiannya baik, tingkat inflasi yang terjadi berkisar antara 2 sampai 4
persen per tahun. Tingkat inflasi yang berkisar antara 2 sampai 4 persen
dikatakan tingkat inflasi yang rendah. Selanjut tingkat inflasi yang berkisar
antara 7 sampai 10 persen dikatakan inflasi yang tinggi.
secara statistik maupun grafis tidak ada pengaruh yang signifikan antara inflasi dengan
tingkat pengangguran
Ada banyak cara untuk mengukur
tingkat inflasi, dua yang paling sering digunakan adalah CPI dan GDP Deflator
Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk
orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari
dua hari selama seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan
pekerjaan yang layak. Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan
kerja atau para pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang
ada yang mampu menyerap-nya. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian
karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan
berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah
sosial lainnya.
Kelangkaan produksi dan/atau juga termasuk adanya
kelangkaan distribusi, walau permintaan secara umum tidak ada perubahan yang
meningkat secara signifikan dapat menimbulkan inflasi. Hal itu merupakan
kekurang efektifan dari pertumbuhan ekonomi. Sehingga secara tidak langsung
besar kemungkinan terjadinya pengangguran. Jadi pertumbuhan ekonomi yang
sedikit dapat menyebabkan terjadinya inflasi, dan akibat dari inflasi itu
sendiri adalah pengangguran di mana-mana.
Angka Pengganda
Contoh Angka Pengganda
Pendapatan nasional berubah sebagai akibat dari
perubahan nilai komponen sebagai berikut :
· Investasi (I)
· Consumsi (C)
· Pengeluaran Pemerintah (G)
· Ekspor dan
Impor (X/M)
Jika pendapatan nasional itu berubah karena adanya
perubahan investasi, maka rumusnya sebagai berikut :
Dimana : k = besarnya multiplier
Y = besarnya perubahan pendapatan nasional
I = besarnya perubahan investasi
Pendapatan nasional ekuilibrium rumusnya :
Seorang wirausaha pedagang menjual sebuah dagangannya kepada seseorang yang
membeli barang tersebut, namun si pembeli tadi menjual barang dagangannya lagi
ke temannya, suatu barang dagangan yang dijual ke pembeli itu disebut dengan
pendapatan nasional, dan ketika si pembeli barang itu menjualnya lagi itu tidak
termasuk ke pendapatan nasional
Pertambahan investasi sebesar ∆I yang berakibat
perubahan pendapatan nasional sebesar ∆Y, maka :
Angka pengganda investasi sebagai berikut :
Contoh :
Fungsi konsumsi : C = 0,75 Y + 20.000.000
Pada periode pertama besarnya investasi Rp
40.000.000 per tahun dan periode kedua Rp 80.000.000 per tahun
BAB IV STUDI KASUS
CONTOH KASUS YANG SEDANG TERJADI
Inflasi dari BBM Turunkan Kesejahteraan 80% Rakyat
JAKARTA - Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis premium sebesar 1.500 rupiah menjadi 6.000 rupiah per liter bisa menyulut tambahan inflasi 3,5 persen dari target inflasi 2012 sebesar 5,6 persen. Hal itu membuat potensi laju kenaikan harga barang dan jasa tahun ini mencapai 9,1 persen.
Kenaikan harga BBM akan membuat pertumbuhan ekonomi negatif karena target tahun 2012 mencapai sekitar 6,5 persen. Pertumbuhan ekonomi yang lebih rendah dari inflasi akan menurunkan kesejahteraan 80-90 persen rakyat yang daya belinya sangat rentan dengan kenaikan harga barang dan jasa.
Pengamat ekonomi dari Universitas Atmajaya, Jakarta, Agustinus Prasetyantoko, memperkirakan jika pemerintah jadi menaikkan harga BBM jenis premium dan solar hingga 1.500 rupiah, infl asi akan menyentuh angka 7-8 persen. Itu artinya, inflasi lebih besar dari pertumbuhan ekonomi tahun ini yang ditargetkan 6,5 persen.
“Dalam kondisi nega tive growth, daya beli masyarakat menurun, dan itu
tentunya berimbas pada menurunnya tingkat kesejahteraan masyarakat, terutama masyarakat kelas menengah ke bawah,” ujar dia, di Jakarta, Jumat (9/3). Skenario lain menyebutkan tambahan inflasi yang dipicu kenaikan BBM bisa mencapai 3,5 persen sehingga inflasi menjadi 9,1 persen.
Padahal, lanjut Prasetyantoko, daya beli masyarakat selama ini menjadi penopang pertumbuhan ekonomi. Produk domestik bruto (PDB) lebih dari 50 persen disumbang oleh konsumsi domestik. “Untuk itu, butuh mekanisme fiskal untuk mempertahankan daya beli masyarakat,” jelas dia.
Pengamat ekonomi, Yanuar Rizky, menambahkan kenaikan harga BBM tidak hanya memukul kelompok masyarakat bawah, tetapi juga kelompok menengah tengah. Bahkan, sekitar 90 persen masyarakat Indonesia akan menurun daya belinya. “Kalau kelompok masyarakat bawah yang masuk skema BLT (Bantuan Langsung Tunai), BBM naik atau tidak, mereka sudah terganggu daya belinya,” ujar dia.
Yanuar mengakui pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini cukup tinggi, sekitar 6,5 persen, dari target awal APBN 2012 sebesar 6,7 persen sebelum diturunkan menjadi 6,5 persen. Akan tetapi, kontribusi pertumbuhan bukan dari kegiatan ekonomi rakyat, melainkan dari sektor keuangan.
“Taruhlah kombinasi pelaku pasar modal dan perbankan 10 persen. Jadi sebetulnya 90 persen masyarakat rentan terkena dampak kenaikan BBM ini. Kalau 10 persen sisanya, mereka bisa hidup dari transaksi keuangan,” tegas dia.
Ia mengingatkan pemerintah semestinya mencermati fakta bahwa kelompok masyarakat mampu yang lebih tahan dengan dampak inflasi dari kenaikan harga BBM sebenarnya sangat sedikit dibandingkan total penduduk 240 juta jiwa. “Yang jelas, dampak dari kenaikan harga BBM ini bakal menyebar ke mana-mana,” jelas Yanuar.
Efisiensi Anggaran
Pengamat ekonomi dari Universitas Indonesia, Aris Yunanto, menilai pola
yang terjadi di Indonesia selama ini adalah laju inflasi terdorong oleh pertumbuhan ekonomi. Namun, yang terjadi sekarang adalah inflasi terjadi lebih dahulu dibanding pertumbuhan.
Aris mengingatkan kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM merupakan pelajaran bagi pengelolaan anggaran. Pertama, dalam perencanaan anggaran. Kedua, efisiensi belanja pemerintah. Ketiga, pemerintah harus mampu meningkatkan produksi minyak dan gas dan tengah terus meningkatnya kebutuhan BBM.
Bahkan, pemerintah kerap memberikan terminologi yang salah soal subsidi BBM. Faktanya, biaya produksi BBM di Indonesia lebih rendah dari harga jual sehingga tidak ada unsur subsidinya. Bahkan, harga premium 6.000 per liter sejatinya setara dengan harga minyak 104 dollar AS per barel.
Dengan demikian, tidak ada lagi subsidi negara. Aris juga menilai pemerintah tidak berkutik sehingga mengurangi hak rakyat mendapatkan fasilitas negara, namun memosisikan diri tidak berdaya untuk menekan penambahan utang. Dalam APBN-P 2012, pembayaran utang pokok dan bunga utang mencapai total 170 triliun rupiah.
Menurut Yanuar, ancaman APBN yang kolaps jika tanpa menaikkan harga BBM, terjadi akibat desain kebijakan anggaran salah sejak awal. Pemerintah tidak memiliki manajemen risiko untuk mengatasi gejolak harga minyak dunia. Karena itu, sangat tidak adil kalau kesalahan pemerintah ini dibebankan pada rakyat.
BAB V PEMBAHASAN
Masyarakat menjadi resah jika pemerintah menaikkan harga
BBM. Sebagaimana telah kita ketahui jika harga BBM naik, maka harga pokok lainnya akan naik pula. Namun, sudah
dijelaskan pada
hakekatnya DPR telah memahami besaran subsidi sekarang ini sudah sampai pada
level pemborosan uang negara untuk belanja yang sia-sia. Realisasi belanja
subsidi BBM dalam APBN pun senantiasa melampaui pagu yang ditetapkan. Pada
APBN-P 2012, realisasi subsidi menyentuh Rp 211,8 triliun. Atau 154,2 persen
terhadap pagu Rp 137,3 triliun. Pada APBN 2013, subsidi BBM ditetapkan Rp 193,8
trilun. Pemerintah pun ingin harga premium atau BBM subsidi dinaikkan secara
bertahap Rp 500 per liter tiap triwulan/tiga bulan sekali. Pemerintah juga
berupaya mencari solusi salah satunya dengan rencana konversi BBM ke bahan
bakar gas (BBG). Namun pemerintah sepertinya juga memiliki kendala dalam
perencanaannya tersebut secara teknis dan non teknis. Kendala teknis, yaitu
mulai dari konverter kit yang harus diimpor, penyiapan bengkel hingga sumber
daya manusia.
0 komentar:
Posting Komentar